This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

Wahabi Indonesia dari Generasi ke Generasi

Wahabi Indonesia dari Generasi ke Generasi Wahabi Indonesia dari Generasi ke Generasi
Reportase Tadarus Ramadan JIL

IslamLib

Proses wahabisasi di Indonesia banyak memanfaatkan jalur lembaga pendidikan, terutama pesantren. Najib Burhani dlm Tadarus Ramadan JIL bertema “Pengaruh Wahabisme di Dunia Islam” menjelaskan, sejak tahun 1995-2000 puluhan pesantren Wahabi tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, pesantren tertuanya adlh Ihya al-Sunnah di Yogyakarta.

Pesantren-pesantren wahhabi ni biasanya bersifat eksklusif, mereka tak bersosialisasi dgn masyarakat di sekitarnya, apakah karena dikucilkan / memang terdapat larangan dari kyai mereka sendiri, terang Najib.

Menurut Najib, ajaran-ajaran yg ditekankan di pesantren-pesantren yg berasosiasi dgn Wahabi ni pd umumnya menolak pengaruh Barat dan membenci kitab kuning. Sementara kitab-kitab yg ditulis Muhammad bin Abdul Wahab merupakan referensi utama dlm kurikulum pembelajaran mereka.

Bahkan menurut Najib, para santri diharuskan menghafal kitab tauhid Muhammad bin Abdul Wahab yg didistribusikan secara gratis oleh pemerintahan Arab Saudi, sebelum beranjak mempelajari kitab-kitab lainnya.

Pada perkembangan selanjutnya, wahabisasi di Indonesia menguat lewat Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) yg didirikan sejak tahun 1967. Muhammad Natsir sebagai pendiri organisasi ni bahkan pernah mendapat penghargaan dari pemerintah Arab Saudi atas jasanya dlm menyebarkan Islam jg melawan Ahmadiyah dan Syiah.

Sementara bagi Orde Baru, penyebaran wahabisme menjadi keuntungan tersendiri karena bisa dimanfaatkan untk mengatasi gelombang komunisme. Sebab itu pergerakan kelompok ni mendapat restu dari Soeharto, bahkan mereka diberi izin untk mendirikan lembaga pendidikan asing yg saat itu sangat sulit untk didirikan di Indonesia.

Generasi Baru Wahabi. Penyebaran Wahabi ke Indonesia pd generasi ke dua masuk melalui Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA). Dari lembaga pendidikan inilah generasi baru Wahabi bermunculan. Aktivitas dauroh dan halaqah yg dilakukan selama jeda perkuliahan, berhasil menjaring kader-kader yg potensial.

Mereka kemudian dikirim ke Arab Saudi untk mengimport pemahaman Wahhabi. Sebelum pulang ke Indonesia, sebagaian dari kader-kader ni melakukan field work ke Afganistan dan terlibat dlm peperangan.

Najib menyebut aktivitas ni sebagai baptisme of fire, yakni pembaptisan untk menjadikan mereka sebagai kader Wahabi dgn terlibat dlm peperangan, setelah itu mereka termaklumat sebagai generasi baru Wahabi.

Abu Nida, Ahmad Faiz Ainur Rafiq, Gufron, adlh nama-nama yg disebut Najib sebagai generasi ke dua penyebar Wahabi di Indonesia. Mereka merupakan aktor intelektual yg brilian dan memiliki pemahaman cukup baik tentang Islam. Atas kegigihan para generasi ke dua inilah wahabisasi berhasil merangsek ke berbagai universitas negeri di Indonesia

Selain melalui institusi pendidikan, Wahabi jg masuk melalui yayasan. Najib memaparkan bahwa yayasan yg berafiliasi dgn Wahabi tersebar cukup luas di Indonesia, salah satunya adlh As-Shafwah. Yayasan-yayasan inilah di antaranya yg menyalurkan dana bantuan untk pembangunan mesjid-mesjid dan pesantren.

Melalui kontribusinya dalama pendanaan tersebut, mereka biasanya terlibat dlm pembentukan kepengurusan mesjid (imam, takmir, dsb.) / dlm pembentukan kurikulum, jika yg didanai adlh pesantren / madrasah.

Itulah proses masuknya Wahhabi di Indonesia sejak tahun 1930-an hingga sekarang. Perbedaan paling mendasar antara generasi terdahulu dgn generasi sekarang adlh bagaimana ke dua generasi ni berhadapan dan memperlakukan pemahamannya tentang Wahabisme.

Jika generasi pertama cukup pd tahap mengaguminya sebagai sebuah gerakan baru yg berhasil di dunia Islam, generasi ke dua / generasi baru ini, dgn sangat gigihnya menjiwai dan menyebarkan paham mereka ke berbagai pelosok Indonesia. Karena itulah bermunculan pesantren-pesantren, madrasah, bahkan universitas yg bercorak Wahabi, demikian Najib menutup penjelasannya. (Evi Rahmawati)

http://islamlib.com/mazhab/wahabisme/wahabi-indonesia-dari-generasi-ke-generasi/

source : http://slideshare.net, http://muhammadiyahstudies.blogspot.com, http://instagram.com



0 Response to "Wahabi Indonesia dari Generasi ke Generasi"

Posting Komentar

Contact

Nama

Email *

Pesan *