‘Hai orang-orang yg beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai pd siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai pd kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah dan jika kamu sakit / dlm perjalanan / kembali dari tempat buang air (kakus) / menyentuh perempuan, lalu kamu tak memperoleh air, maka bertayamumlah dgn tanah yg baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dgn tanah itu. Allah tak hendak menyulitkan kamu, tetapi Ia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.’ (QS. Al-Maidah : 6) Lalu Yusuf Qardhawi bertanya lagi, Dan dlm berapa surat Allah menyebutkan urusan jihad dan berperang di jalan Allah? Syaikh tadi diam, lalu dijawab sendiri oleh Yusuf Qardhawi, Sesungguhnya kita mempunyai kumpulan-kumpulan surat Al-Qur’an yg diwahyukan beberapa nama dan lingkup temanya -yaitu jihad- diantaranya adalah: Al-Anfal, At-Taubah, Al-Ahzab, Al-Qital, Al-Fath, Ash-Shaf, Al-Hasyr, Al-Hadid, Al-‘Adiyat, dan An-Nashr. Dan ni bukan termasuk surat yg sangat banyak yg telah kami sampaikan beberapa ayatnya tentang peperangan seperti surat Al-Baqarah, Ali Imran, An-Nisa, dan sebagainya. Bagaimana kita membiarkan sesuatu yg menjadi perhatian Al-Qur’an dlm beberapa surat ni dan beberapa ayat yg sangat banyak. Sedangkan, kita hidup sebulan / lebih hanya berputar dgn satu ayat.
*** Apa yg terjadi di Mesir yg dijumpai Syaikh Dr. Yusuf Qardhawi di atas jg masih terjadi di lingkungan kita. Betapa banyaknya kajian, tulisan, dan sebagainya yg mengkonsentrasikan pd masalah fiqih. Bukan semua pembahasan tentang fiqih, tetapi hanya sebagian (biasanya jg tentang thaharah) dan diulang-ulang. Sementara dianggap aneh jika ada pengajian yg menjelaskan tentang sirah nabawiyah dan jihad-jihad yg dilakukan Rasulullah. Seorang kawan pernah menyampaikan protesnya karena di masyarakatnya pengajian hanya berkutat soal thaharah. Awalnya kajian dimulai, dan mengikuti banyak sistematika kitab fiqih, tema pertamanya adlh thaharah. Sekian lama kajian itu berlangsung, tetapi tak jg beranjak ke pembahasan yg lain. Dan hasilnya, dlm rentang waktu bertahun-tahun, masyarakat tak memahami Islam kecuali pd masalah thaharah saja. Kawan tadi jg mempertanyakan efektifitas dakwah seperti itu yg tak pernah berbuah takwin as-syakhsiyah islamiyah; pembentukan pribadi muslim. Al-Qur’an sebenarnya sudah menunjukkan manhaj dakwah kepada kita. Ia diturunkan selama 13-an tahun di Makkah, berbicara tentang Aqidah. Maka, inilah hal pertama yg harus menjadi konsentrasi dlm pembinaan umat, khususnya oleh gerakan Islam. Selain melihat bagaimana sistematika wahyu, hal lain yg harus diambil dari manhaj Al-Qur’an adlh bagaimana perhatian Al-Qur’an terhadap masalah tertentu. Proporsi pembahasan Al-Qur’an seharusnya jg menjadi proporsi kita dlm berdakwah. Kadar perhatian Al-Qur’an yg besar terhadap suatu hal harus menjadikan kita jg memiliki perhatian besar terhadap hal tersebut. Menutup renungan ini, sudahkan kita mengawali penerapan manhaj Al-Qur’an dlm mendidik anak-anak kita? Pertanyaan yg lebih praktis menyusul kisah nyata Syaikh Dr. Yusuf Qardhawi di atas: Sudahkah kita menceritakan sejarah nabi dan jihad beliau kepada anak-anak kita?
source : http://jhonisamual.blogspot.com, http://log.viva.co.id, http://okezone.com
0 Response to "[Renungan] Ketika Ceramah Yusuf Qardhawi Muda Diprotes Kyai Desa"
Posting Komentar