Baha'i, dalam bahasa Persia diartikan 'Kemuliaan', salah satu ajaran yang didirikan pada akhir abad ke-19 oleh Mirza Husayn Ali Nur, yang dikenal sebagai Baha'u'llah (Arab: Kemualiaan Tuhan) dalam memenuhi tuntutan nubuat yang dijelaskan oleh Mirza Ali Muhammad dari Shiraz. Bahá'u'lláh sempat diasingkan karena ajarannya di Persia pada masa Kekaisaran Ottoman dan meninggal saat masih menjadi tahanan.
Setelah kematian Bahá'u'lláh, kepemimpinan pindah ketangan anaknya, Abdu'l-Baha, penyebaran agama dari Persia ke Ottoman kemudian menyebar ke Eropa dan Amerika, dikonsolidasikan di Iran di mana mereka menderita penganiayaan. Setelah kematian Abdu'l-Baha, pimpinan komunitas Baha'i mulai masuk dan merambah babak baru. Ajaran Baha'i terus berkembang, setidaknya lebih dari 5 juta pengikut ajaran Baha'i dari seluruh dunia, lebih dari 200 negara dan wilayah.
Nubuat, Ramalan Dalam Ajaran Baha'i Dalam kepercayaan, disebutkan dalam teks kuno tentang nubuat atau ramalan Baha'i. Ajaran Baha'i yakin dan berharap kedatangan Malaikat Ke Tujuh yang akan muncul kira-kira sebelum tahun Mustageth, sekitar tahun 2001 M atau akhir zaman. Sosok yang digambarkan dalam buku Abdul-Baha menimbulkan misteri besar dikalangan sejarawan Alkitab dan spiritualisme.
"Ketika sampai pada waktunya, tiba-tiba akan muncul yang akan menyebabkan anggota tubuh manusia berguncang. Barulah Ilahi akan membentangkan, dan malaikat surga melantunkan melodi."
"Malaikat Ketujuh adalah seorang pria yang memenuhi syarat dengan atribut surgawi, yang akan muncul dengan kualitas surgawi dan karakter masing-masing. Suara-suara keras mereka akan dibangkitkan, sehingga kabar Ilahi akan diberitakan dan disebarkan. Pada Hari itu Tuhan berkuasa, dan zaman dari siklus Mahakuasa yang dijanjikan dan disebutkan dalam buku dan tulisan para nabi, dalam Hari yang dikuasai Tuhan, Spiritual dan Kerajaan Allah akan dibentuk, dunia akan diperbaharui. Semangat baru akan terhirup masuk ke dalam tubuh penciptaan, musim semi Ilahi akan datang, awan akan hujan, matahari akan bersinar, angin memberi kehidupan akan bertiup, dunia umat manusia akan memakai pakaian baru, permukaan bumi akan menjadi surga luhur, manusia akan dididik, perang, perselisihan, pertengkaran dan fitnah akan hilang. Kejujuran, kebenaran, dan menyembah Allah akan pemerintahan selama-lamanya, yang berarti bahwa Spiritual dan Kerajaan Abadi akan terbentuk. Itulah hari yang dijanjikan Allah, karena semua hari-hari yang telah datang dan pergi adalah hari-hari Abraham, Musa dan Kristus, atau dari para nabi lainnya. Tapi hari ini adalah hari Kuasa Allah, karena realitas matahari akan muncul didalamnya dengan kehangatan hati dan kemegahan."
Ramalan atau nubuat kenabian lainnya juga dibuat ditempat lain dalam buku ajaran Baha'i yang sama, isinya digambarkan sebagai berikut:
"Dua puluh empat orang besar, meskipun mereka duduk di singgasana kekuasaan yang kekal, namun mereka menyembah penampilan Wujud Universal dan rendah hati serta patuh. Mereka mengatakan 'Kami bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, Allah Yang Mahakuasa, atas karya dan karya mendatang, karena Engkau yang membawa kekuatan besar dan Engkau yang memerintah dan yang mengatakan, Engkau mengeluarkan semua ajaran-Mu, Engkau akan mengumpulkan semua orang di bumi dibawah bayangan-Mu. Engkau akan membawa semua orang dibawah bayang-bayang satu atap, meskipun Kerajaan Allah Abadi dan Dia selalu memiliki Kerajaan."
Kerajaan yang dimaksud dalam ajaran Baha'i diartikan sebagai manifestasi diri-Nya, dan Dia akan mengeluarkan semua hukum dan ajaran ditujukan kepada roh dari dunia manusia yang hidup dan kekal.
"Dan perwujudan yang universal (menyeluruh) akan menundukkan dunia dengan kekuatan spiritual, bukan dengan perang dan pertempuran. Dia akan melakukannya dengan perdamaian dan ketenangan, tidak dengan pedang dan senjata. Dia akan mempromosikan ajaran-ajaran ilahi oleh kebaikan dan kebenaran, bukan dengan senjata dan kekerasan. Dia akan mendidik bangsa meskipun dalam berbagai kondisi, kebiasaan yang berbeda dan karakter, agama dan ras mereka beragam, sebagaimana dikatakan dalam Alkitab seperti serigala dan anak domba, macan tutul, mengisap anak dan ular, menjadi teman dan sahabat setia. Pertengkaran ras, perbedaan agama, dan hambatan antara bangsa-bangsa akan benar-benar dihapus, dan semua akan mencapai persatuan sempurna dan perdamaian di bawah bayang-bayang Pohon Mahakudus."
Baha'u'llah membuka kitab suci ajaran Baha'i dan mengungkap hukum melalui dimana manusia bisa mencapai keadaan peradaban spiritual tinggi. Hukum baru akan berlaku setelah penyesuaian besar-besaran, ketika perang, bencana alam, kelaparan, masalah tenaga kerja, dan lainnya, telah memasuki pemerataan.
Di penjara Acca, Baha'u'llah mengeluarkan pernyataan kepada para pemimpin Eropa dan Paus, mengimbau mereka untuk berhenti dari ketidakadilan dan penindasan, secepatnya mendirikan persatuan dan konsultasi, bahwa realitas setiap masalah mungkin akan terungkap. Surat ini bisa ditemukan dalam salinan yang tersimpan di British Museum, dikirim oleh utusan pribadi, relawan dari kelompok kecil yang terbuang.
Referensi'Abdu'l-Bahá, 1844-1921, Divine Philosophy, by Isabel Fraser C, via University of Pennsylvania Libraries. Greatest Name at the top of the interior of the Baha'i House of Worship in Wilmette, image courtesy of Wikimedia Commons.
source : http://www.isains.com, http://pinterest.com, http://twitter.com
0 Response to "Ramalan Ajaran Baha'i, Kedatangan Malaikat Ke Tujuh Di Akhir Zaman"
Posting Komentar