gbne.blogspot.com - بسم الله الرحمن الرحيم
Pertanyaan:
Assalamu'alaikum Ustadz. Bagaimana hukumnya memelihara kuku sampai panjang, apakah makruh / haram dan apa alasannya? Terima kasih.
Jawaban:
Wa'alaikumussalam warahmatullah.
Memotong kuku hukumnya adlh sunnah dan merupakan salah satu perkara fitrah di dlm Islam. Dalilnya adlh hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:
الْفِطْرَةُ خَمْسٌ (أَوْ خَمْسٌ مِنَ الْفِطْرَةِ): الْخِتَانُ، وَالاِسْتِحْدَادُ، وَتَقْلِيمُ الأَظْفَارِ، وَنَتْفُ الإِبِطِ، وَقَصّ الشّارِبِ
Perkara fitrah ada lima (atau lima perkara fitrah) yaitu: khitan, istihdad (mencukur bulu kemaluan), memotong kuku, mencabut bulu ketiak, dan memotong kumis. [HR Al Bukhari (5889) dan Muslim (257)]
Jika ingin membiarkannya panjang maka jangan sampai melebihi empat puluh hari berdasarkan hadits Anas bin Malik radhiallahu 'anhu, dia berkata:
وقت لنا رسول الله صلى الله عليه وسلم حلق العانة وتقليم الأظفار وقص الشارب ونتف الإبط أربعين يوما مرة
Rasulullah صلى الله عليه وسلم memberikan (batas) waktu bagi kita untk mencukur bulu kemaluan, memotong kuku, memotong kumis, dan mencabut bulu ketiak sebanyak satu kali dlm empat puluh hari. [HR Abu Daud (4200). Hadits shahih.]
Memanjangkan kuku dpt membuat terkumpulnya kotoran di sela-sela kuku yg dpt menimbulkan penyakit bagi si pemilik kuku. Selain itu, memanjangkan kuku ada unsur kemiripan dgn binatang.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah berkata tentang kejelekan memanjangkan kuku: ... (Memanjangkan kuku) jg menjadikan seseorang meniru binatang. Oleh karena ni Rasul صلى الله عليه وسلم bersabda:
مَا أَنْهَرَ الدَّمَ وَذُكِرَ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ فَكُلُوهُ، لَيْسَ السِّنَّ وَالظُّفُرَ، وَسَأُحَدِّثُكُمْ عَنْ ذَلِكَ. أَمَّا السِّنُّ فَعَظْمٌ وَأَمَّا الظُّفُرُ فَمُدَى الْحَبَشَةِ
Alat apa saja yg dpt menumpahkan darah dan disebutkan nama Allah atasnya (ketika menyembelih) maka makanlah ia, kecuali (alat yg berasal dari) gigi dan kuku. Saya akan memberitahukan kepada kalian tentang alasannya. Adapun gigi maka ia adlh tulang, sedangkan kuku maka ia adlh pisaunya orang Habasyah. [HR Al Bukhari (2488)]
Maksudnya mereka (orang Habasyah) menggunakan kuku sebagai pisau untk menyembelih dan memotong daging dengannya ataupun untk yg lainnya. Ini adlh termasuk dari kebiasaan mereka yg mirip dgn binatang. Demikian fatwa beliau rahimahullah.
Berdasarkan penjelasan di atas, memajangkan kuku melebihi lebih dari empat puluh hari adlh perbuatan yg menyelisihi sunnah dan fitrah, dan hukumnya adlh makruh. Akan tetapi jika tujuan dia memanjangkan kuku untk meniru kebiasaan / tren kaum kafir, maka hukumnya adlh haram berdasarkan hadits Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhu dari Nabi صلى الله عليه وسلم berkata:
من تشبه بقوم فهو منهم
Barangsiapa yg meniru-niru suatu kaum maka dia termasuk bagian dari mereka. [HR Abu Daud (4031). Hadits hasan.]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata tentang hadits di atas: Hadits ni paling minimal mengandung hukum haram, meskipun secara zhahirnya ia memberikan konsekuensi kafirnya orang yg menyerupai mereka. Demikian dari Majmu’ Fatawa wa Rasail Syaikh Al ‘Utsaimin.
Wallahu a'lam bish shawab.
والحمد لله رب العالمين
Sabtu, 12 Desember 2015
Fiqh Ibadah
0 Response to "Hukum Memanjangkan Kuku - Fiqh Ibadah"
Posting Komentar