Pondok Pesantren Mambaul Hikam Mantenan, Udanawu, Blitar, melangsungkan shalat Tarawih berjamaah dgn sangat cepat. Shalat tarawih sebanyak 20 rakaat ditambah dgn shalat witir 3 rakaat ini, dikerjakan hanya dlm waktu 7 sampai 10 menit.
Shalat dgn durasi yg sangat singkat ni menarik perhatian masyarakat khususnya di kalangan anak muda. Setiap malamnya, Ponpes Mambaul Hikam didatangi hampir 5000 orang untk melaksanakan shalat Tarawih. Jamaah yg mengikuti shalat tarawih di Ponpes ni tak hanya berasal dari Blitar, tetapi jg dari luar kota seperti Tulungagung dan Kediri.
Seperti dilansir laman nu.or.id, pelaksanaan shalat Tarawih secara kilat itu sudah berlangsung secara turun-temurun, yakni mulai Ponpes tersebut didirikan oleh KH Abdul Ghofur sekitar 160 tahun lalu.
Pelaksanaan salat tarawih itu dimulai sejak setahun setelah masjid berdiri pd 1907. Saat itu, warga sulit diajak tarawih karena tak mau meninggalkan pekerjaan masing-masing. Sehingga pendiri ponpes mencetuskan pelaksanaan tarawih yg membuat pekerja tak terlalu lama meninggalkan pekerjaannya.
“Saya ni hanya mengikuti apa yg sudah dilakukan oleh para sesepuh. Kami tak berani mengubahnya,” kata KH Diya’uddin Az-Zamzami, salah seorang pengasuh pesantren Mambaul Hikam.
Walaupun shalat dilakukan dgn waktu yg sangat singkat tetapi menurut Kiai yg biasa disapa Gus Diya’ ini, shalat tak mengurangi rukun / syarat shalat / keluar dari syariat hukum Islam.
Shalat Tarawih bisa dilakukan dgn sangat cepat karena sang imam Tarawih hanya mengerjakan doa yg wajib-wajib saja, misalnya niat, takbirotul ihram, membaca Surat Al-fatihah ditambah ayat pendek Al-Qur’an hingga salam.
“Doa ruku’, kita singkat cukup ‘Subhanallah’. Lainnya hanya Allah-Allah saja. Tahiyat akhir jg hanya sampai bacaan shalawat untk Nabi Muhammad kemudian salam,” tandas Gus Diya’.
Shalat super cepat ni hanya dilakukan untk shalat tarawih dan witir saja. Untuk shalat 5 waktu durasinya sama seperti pd umumnya di pondok-pondok lain.
Shalat dgn durasi yg sangat singkat ni menarik perhatian masyarakat khususnya di kalangan anak muda. Setiap malamnya, Ponpes Mambaul Hikam didatangi hampir 5000 orang untk melaksanakan shalat Tarawih. Jamaah yg mengikuti shalat tarawih di Ponpes ni tak hanya berasal dari Blitar, tetapi jg dari luar kota seperti Tulungagung dan Kediri.
Seperti dilansir laman nu.or.id, pelaksanaan shalat Tarawih secara kilat itu sudah berlangsung secara turun-temurun, yakni mulai Ponpes tersebut didirikan oleh KH Abdul Ghofur sekitar 160 tahun lalu.
Pelaksanaan salat tarawih itu dimulai sejak setahun setelah masjid berdiri pd 1907. Saat itu, warga sulit diajak tarawih karena tak mau meninggalkan pekerjaan masing-masing. Sehingga pendiri ponpes mencetuskan pelaksanaan tarawih yg membuat pekerja tak terlalu lama meninggalkan pekerjaannya.
“Saya ni hanya mengikuti apa yg sudah dilakukan oleh para sesepuh. Kami tak berani mengubahnya,” kata KH Diya’uddin Az-Zamzami, salah seorang pengasuh pesantren Mambaul Hikam.
Walaupun shalat dilakukan dgn waktu yg sangat singkat tetapi menurut Kiai yg biasa disapa Gus Diya’ ini, shalat tak mengurangi rukun / syarat shalat / keluar dari syariat hukum Islam.
Shalat Tarawih bisa dilakukan dgn sangat cepat karena sang imam Tarawih hanya mengerjakan doa yg wajib-wajib saja, misalnya niat, takbirotul ihram, membaca Surat Al-fatihah ditambah ayat pendek Al-Qur’an hingga salam.
“Doa ruku’, kita singkat cukup ‘Subhanallah’. Lainnya hanya Allah-Allah saja. Tahiyat akhir jg hanya sampai bacaan shalawat untk Nabi Muhammad kemudian salam,” tandas Gus Diya’.
Shalat super cepat ni hanya dilakukan untk shalat tarawih dan witir saja. Untuk shalat 5 waktu durasinya sama seperti pd umumnya di pondok-pondok lain.
source : http://tempo.co, http://google.com, http://liputan-69.blogspot.com
0 Response to "[Jokowi] Inilah Sholat Tarawih Super Cepat Kilat, 23 Rakaat Hanya 7 Menit"
Posting Komentar