Saut Situmorang Staf Ahli Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), menjadi satu dari lima orang yg dipilih untk menjadi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi. Saut yg jg akademisi pengajar ilmu kompetitif intelijen di Universitas Indonesia tersebut memperoleh 37 suara dukungan dlm voting yg dilakukan Komisi III DPR, Kamis (17/12/2015). Saut pernah menjadi Sekretaris Program Pendidikan Regular Angkatan ke-50 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) pd 2013. Ia jg pernah mengikuti empat kali seleksi calon pimpinan KPK, tetapi selalu gagal terpilih.
Saat mengikuti tahapan wawancara oleh Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK, Saut menyatakan bahwa ia termotivasi untk mendaftar sebagai calon pimpinan KPK karena ingin ikut andil dlm pemberantasan korupsi. Ia jg ingin mencontohkan kepada para mahasiswanya untk tak takut mencoba profesi yg dianggap berbahaya. Meski memiliki keunggulan berupa keahlian pd bidang khusus yg dinilai dpt menunjang kinerja KPK, keberhasilan Saut mencapai kursi pimpinan sementara lembaga antikorupsi tersebut diwarnai beberapa pernyataan kontroversi. Bahkan, beberapa di antaranya terdengar berlawanan dgn semangat pemberantasan korupsi.
Dalam tes wawancara, anggota Pansel KPK sempat mengonfirmasi laporan masyarakat mengenai kendaraan Jeep Wrangler hijau milik Saut. Selain menggunakan nomor kendaraan yg didesain sendiri, yakni B 54U UTS, Saut jg dituduh tak membayar pajak kendaraan sejak 2013. Pertanyaan serupa jg diajukan anggota Komisi III DPR dlm proses fit and proper test capim KPK. Menjawab hal tersebut, Saut bahkan bersedia untk menunjukkan STNK sebagai bukti membayar pajak. Pansel KPK jg mengklarifikasi perusahaan yg dimiliki oleh Saut, yakni PT Indonesia Cipta Investama, yg dilaporkan menjadi tempat pencucian uang. Saut membantahnya.
Ia menyatakan bahwa perusahaan itu didirikan untk memenuhi syarat saat dirinya ingin bergabung dgn komunitas peminat persaingan intelijen untk mendapatkan modul sebagai bahan ajar. Kepada Komisi III DPR, Saut menegaskan bahwa ia tak menerima keuntungan apa pun dari perusahaan tersebut. Saut pernah menyatakan bahwa jika terpilih sebagai pimpinan KPK, ia tak akan membuka kembali kasus lama, seperti kasus bantuan likuiditas Bank Indonesia (BLBI) dan kasus Bank Century. Tak ingin banyak bicara di media massa Saut menyatakan tak akan banyak berbicara di media jika terpilih sebagai pimpinan KPK. Menurut dia, hal ni akan memengaruhi indeks korupsi negara. Indeks korupsi suatu negara, kata Saut, diperoleh melalui survei pendapat masyarakat tentang korupsi di negaranya.
Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yg baru terpilih, yaitu Saut Situmorang menyatakan tak setuju dgn wacana hukuman mati terhadap koruptor. Dia akan memilih mundur dari lembaga antirasuah itu jika harus menghukum mati koruptor. Ia mengatakan, aturan mengenai hukuman mati bagi koruptor sebenarnya sudah diatur dlm Pasal 2 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, juntho 2002. Namun, meski diatur, dia meyakini pemberian hukuman mati bagi koruptor tak akan menyelesaikan masalah. Ia menilai, korupsi adlh kejahatan sistemik. Akan lebih baik jika masalah ni diselesaikan dgn pencegahan. Nantinya, kata dia, yg harus dilakukan adlh membangun sistem yg membuat penyelenggara negara bahkan tak punya peluang untk korupsi.
Saat mengikuti tahapan wawancara oleh Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK, Saut menyatakan bahwa ia termotivasi untk mendaftar sebagai calon pimpinan KPK karena ingin ikut andil dlm pemberantasan korupsi. Ia jg ingin mencontohkan kepada para mahasiswanya untk tak takut mencoba profesi yg dianggap berbahaya. Meski memiliki keunggulan berupa keahlian pd bidang khusus yg dinilai dpt menunjang kinerja KPK, keberhasilan Saut mencapai kursi pimpinan sementara lembaga antikorupsi tersebut diwarnai beberapa pernyataan kontroversi. Bahkan, beberapa di antaranya terdengar berlawanan dgn semangat pemberantasan korupsi.
Dalam tes wawancara, anggota Pansel KPK sempat mengonfirmasi laporan masyarakat mengenai kendaraan Jeep Wrangler hijau milik Saut. Selain menggunakan nomor kendaraan yg didesain sendiri, yakni B 54U UTS, Saut jg dituduh tak membayar pajak kendaraan sejak 2013. Pertanyaan serupa jg diajukan anggota Komisi III DPR dlm proses fit and proper test capim KPK. Menjawab hal tersebut, Saut bahkan bersedia untk menunjukkan STNK sebagai bukti membayar pajak. Pansel KPK jg mengklarifikasi perusahaan yg dimiliki oleh Saut, yakni PT Indonesia Cipta Investama, yg dilaporkan menjadi tempat pencucian uang. Saut membantahnya.
Ia menyatakan bahwa perusahaan itu didirikan untk memenuhi syarat saat dirinya ingin bergabung dgn komunitas peminat persaingan intelijen untk mendapatkan modul sebagai bahan ajar. Kepada Komisi III DPR, Saut menegaskan bahwa ia tak menerima keuntungan apa pun dari perusahaan tersebut. Saut pernah menyatakan bahwa jika terpilih sebagai pimpinan KPK, ia tak akan membuka kembali kasus lama, seperti kasus bantuan likuiditas Bank Indonesia (BLBI) dan kasus Bank Century. Tak ingin banyak bicara di media massa Saut menyatakan tak akan banyak berbicara di media jika terpilih sebagai pimpinan KPK. Menurut dia, hal ni akan memengaruhi indeks korupsi negara. Indeks korupsi suatu negara, kata Saut, diperoleh melalui survei pendapat masyarakat tentang korupsi di negaranya.
Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yg baru terpilih, yaitu Saut Situmorang menyatakan tak setuju dgn wacana hukuman mati terhadap koruptor. Dia akan memilih mundur dari lembaga antirasuah itu jika harus menghukum mati koruptor. Ia mengatakan, aturan mengenai hukuman mati bagi koruptor sebenarnya sudah diatur dlm Pasal 2 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, juntho 2002. Namun, meski diatur, dia meyakini pemberian hukuman mati bagi koruptor tak akan menyelesaikan masalah. Ia menilai, korupsi adlh kejahatan sistemik. Akan lebih baik jika masalah ni diselesaikan dgn pencegahan. Nantinya, kata dia, yg harus dilakukan adlh membangun sistem yg membuat penyelenggara negara bahkan tak punya peluang untk korupsi.
0 Response to "Biodata Saut Situmorang - Pimpinan Kpk Baru - India"
Posting Komentar