This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

[Cerita] Paradigma Kehidupan Cinta : Dari Profesionalisme ke Pernikahan

Sekitar 3 bulan lalu, aku mengeluh ke senior ku di "kantor online" kami. Saat itu, aku meminta berhenti sebagai editor dan penulis artikel karena aku merasa tak dpt membuat tulisan yg bermutu kalau tak sedang jatuh cinta. Saat itu, aku tak bisa melakukan apapun di depan notebook ku tanpa perasaan jatuh cinta ini. Begitu pentingnya rasa jatuh cinta untk meramu apa yg ada di pikiranku menjadi sesuatu yg berkualitas. Menyadari bahwa sikapku yg seperti itu tak profesional, aku memilih mundur sambil minta maaf. Bagaimanapun, aku di gaji untk melakukan pekerjaan ku secara profesional. Pekerjaan ku jg membutuhkan deadline ketat. Aku pikir, ketidakprofesionalan ku akan mengganggu kinerja tim lain.

Paradigma Kehidupan Cinta : Dari Profesionalisme ke Pernikahan Senior ku bilang kalau dia baru tahu kalau untk nulis ada jatuh cinta dulu. Dia mengutip status seorang penulis profesional yg bilang kalau kita memang cinta dgn menulis, kita akan selalu ada di dlm mood menulis. Kecuali kalau kita menulis hanya karena mengikuti trend, sekedar pengen punya buku, mood kita akan jadi naik dan turun.

Senior jg bilang, bahwa untk bisa menjadi penulis seperti sekarang, dia melatih diri untk menulis di blog. Dengan mood apapun, sekarang dia bisa dgn lancar menulis. Sugesti itu yg harus dihilangkan. dan yg membuat aku semakin malu, si Senior sempat bilang kalau aku nggak masuk akal kalau menunggu jatuh cinta dulu untk bisa menulis. *duh

Mungkin ya... kalau aku egois banget / bebal, aku bakalan bilang, "Ya orang kan punya kondisi dan sifat sendiri-sendiri. Masak harus sama semua sih??" Tapi, berhubung dlm rangka mencari solusi dan aku pikir apa yg dibilang senior benar, maka aku berfikir ulang untk menghilangkan kebiasaan buruk ku yg terlalu melankolis dan berdampak pd pekerjaan profesionalku. Lagipula, apa yg dibilang senior akhirnya jg baik. Kalau saja kita tak bekerja berdasarkan mood, semua akan terlaksana dgn baik.

Yang lebih "menohok", senior yg sudah menikah ni bilang, "...bahkan setelah kita menikah pun dg org yg kita cintai, ga lama kemudian rasa cinta yg menggebu-gebu itu akan hilang kok, berganti dg sesuatu yg tenang (dan kalau ga dijaga mungkin malah berganti dg sesuatu yg rutin dan menjemukan).. Masa mau jatuh cinta lagi kalau udah nikah? Mau affair maksudnya? Ga mungkin kan?"

Kata-kata itu sungguh menampar prinsip yg aku pegang. Aku pikir, dgn menikahi orang yg kita cintai, selamanya kita akan jadi bahagia. Sampai rasanya begitu sulit menjalin hubungan dgn orang karena "getar cinta" itu belum muncul. Aku pun belum punya rumusan "getar" itu seperti apa. Apakah tubuh yg jadi gemetaran saat berdekatan, apakah hati yg berdebar tiap menatap dan menyebut namanya, apakah pikiran yg selalu berlari-lari memikirkan si kekasih, aku belum tau. Jadi aku mulai mempertanyakan diri sendiri, apa yg aku inginkan dlm hidup supaya kebahagiaan tetap jalan yg aku pilih?

Paradigma Kehidupan Cinta : Dari Profesionalisme ke Pernikahan
Aku mencoba untk mendata dlm pikiranku siapa saja yg pernah singgah dihati, siapa saja yg pernah membuat berdebar hati, siapa saja yg sosoknya selalu menari di pikiran ku. Hasilnya?? Tidak ada yg pernah membuat efek berdebar, sekaligus gemetar, sekaligus sosoknya mendominasi pikiran. Semua nya ibarat robot power ranger yg belum utuh. Ranger pink punya kendaraan keren sendiri, begitupun ranger merah, biru, hijau, kuning dan hitam. Tapi kalau kendaraan kelima Ranger bergabung, akan terciptalah robot super canggih yg dpt mengalahkan monster jahat. Padahal 1 kendaraan ranger saja sudah keren, tapi bergabung lebih keren. Gitu aja. Ada cowok keren yg cuma bikin badan gemetaran saking nervouse nya. Ada yg cuma bikin kepikiran sepanjang hari, ada yg bikin deg-degan kalau namanya disebut. Tapi aku pikir, yg namanya cinta, semua perasaan itu akan campur aduk jadi 1 menjadi robot ranger yg hebat. Eh, maksudku jadi cinta yg dahsyat, Kalau belum dahsyat, aku tak akan bisa menikahi orang tersebut. Kebayang kan susahnya??

Bagaimana kalau, aku tak dpt menemukan orang yg benar-benar membuatku jatuh cinta? Apakah aku harus jadi pengangguran? Apakah aku secara sukarela menurunkan kualitas pribadi ku sampai level yg rendah? Tidak tidak! Terimakasih! Aku tak mau menjalani kehidupan "mengerikan" tersebut. Aku mempertimbangkan apa yg dikatakan oleh senior. Beruntung punya senior yg nggak bodo amat sama kegundahan juniornya. Aku jg beruntung karena sebelumnya telah ada berbagai Nasehat Pernikahan yg bagus seperti dari Ibu yg meyarankan menikahi orang yg besar ridhonya, bapak yg menyarankan supaya jangan menikah dgn yg suka mengungit masa lalu (-yang buruk) dan Nasehat Mas Kist si Kakak Ipar yg logis banget.

Akhirnya aku move on, setelah lama mempertanyakan passion hidup, setelah mengaca pd diri sendiri apakah sudah pantas menjadi orang yg dicintai sementara aku berharap sekali ada yg mencintaiku. Aku berpikir ulang, belum tentu, aku pun tahu caranya mencintai. Aku pernah "berlatih" beberapa kali untk mencintai. Hasilnya, seringkali aku dibilang sebagai perusak romantisme. Aku gagal dlm beberapa hal... Aku tak begitu bisa menjaga kecintaan orang lain sepertinya. Apakah hanya saja, aku belum menemukan sosok yg tepat?

Paradigma Kehidupan Cinta : Dari Profesionalisme ke Pernikahan
Softpower para Nabi adlh doa. Maka dgn sembrono aku pernah berdoa semoga bisa dijodohkan dgn orang yg aku kagumi. 2 kali malah. Aku merasa bahwa 2 kali itu aku terkabul. Aku menyesal membuat nya jatuh cinta karena ternyata orang itu adlh sosok yg "cukup mengerikan" untk dinikahi. Benar-benar penyalahgunaan softpower nih. Bila berbicara ttg pernikahan, aku selalu memikirkan ttg bagaimana cara suami mendidik anak-anak. Dan pemikiran mereka "cukup mengerikan" untk diajarkan pd anak-anakku. Bagaimanapun, calon kepala rumah tangga harus tahu apa yg baik untk aset yg paling berharga kan?? Kadang saat kita berumur lebih muda, kita memang melakukan hal yg bodoh kan? Aku pun berfikir doaku itu adlh doa yg cukup bodoh.

Jadi, kembali ke persoalan menulis, aku tak mau diperbudak mood! Enak saja! Memang dia siapa? kalau aku tak bisa jatuh cinta dgn orang, maka aku bisa jatuh cinta dgn syair-syair persia koleksi ku. Ada Firdawsy, Attar, Hafidz, Rumi, dll. Yeah!! Aku bisa menulis dgn menggunakan spirit cinta mereka ternyata! Betapa senangnya...!!! Yang lebih penting, Aku jg akan jatuh cinta sepanjang hidupku pd Tuhan. Kenapa aku sempat melupakan DIA ya?? Bodohnya aku... Lemahnya akal ku membuatku lupa bahwa aku tak pantas mengeluh seolah-olah Ia tak memberiku kekuatan dan curahan cinta. Setelah sesi curhat selesai, aku on fire lagi dlm ngedit tulisan, liputan dan bahkan aku bisa bikin feature! Selama ni kan aku cuma liputan acara. Aku pikir bikin feature susah karena kita harus repot riset dulu. Ternyata riset pun menyenangkan!!

Aku kembali menengok apa yg ada di dlm tempurung kepalaku, tentang paradigma pernikahan. Apakah aku masih meminta padaNya untk di jodohkan dgn orang tertentu? Tidak! Aku belajar dari doa ku yg telah membuat 2 orang jatuh cinta dan terpaksa aku buat patah hati karena aku "lari ketakutan" dgn paradigma berfikir pun gaya hidup mereka. Aku jg berfikir tentang seorang Rafly yg orang biasa mantan suami Tamara Bleszinky si Selebritis yg pernah berdoa di Ka'bah kalau dia meminta Istri yg secantik Tamara dan ternyata malah dapet Tamara beneran. Tapi, lihat yg terjadi, sekarang mereka cerai kan? Aku rasa, ucapan senior itu berlaku dlm hal ini.

Jadi, aku merevolusi doa ku untk meminta siapapun yg terbaik bagiku. Socrates bilang, "Menikahi wanita baik membuatmu bahagia, menikahi wanita bawel akan membuat mu jadi seorang filosof." Artinya, kalau pasangan kita baik, kita akan bahagia, kalau pasangan ternyata jauh dari ideal, maka saatnya kita merenung dan mengambil hikmah. Karena secara spiritual, kita harus terus naik. Keadaan yg sulit seringkali merupakan perjalanan penting seorang filosof. Karena Filosof bermula dari masalah pribadinya sendiri yg Ia pecahkan solusinya. Aku jg mulai berlatih untk memperbesar ridho ku. Caranya adlh dgn menghargai seseorang dan stop komplain terutama berkaitan dgn sikap individu orang padaku pribadi. Kalau komplainin pejabat korup, ustad ngawur dan artis sok eksis sih harus terus dilakukan karena efeknya ke publik. Tapi kalau komplain ke individu, sebisa mungkin mulai aku kurangi.

Mengingat Istri Nabi Nuh yg menolak ajaran Nabi Nuh, mengingat Sayyidah Asiah yg tabah mendampingi Fir'aun, mengingat Istri Imam Hasan as yg meracuni beliau hingga Syahid, rasanya aku malu bila berharap mendapatkan pasangan yg aku cintai dan sempurna lahir bathin. Aku senang dgn kebahagiaan orang lain yg menikahi orang yg Ia cinta, tapi aku jg realistis bahwa tak seemua orang beruntung untk mendapatkan itu. Terbayang wajah para orang tua di internet yg tampak bahagia sampai tua. Pasti mereka telah melewati banyak hal dlm hidupnya untk menjadikan bahagia sebagai pilihan. Mereka yg memilih keadaan. Bukan keaadaanyang mempersempit hidup kita.


Paradigma Kehidupan Cinta : Dari Profesionalisme ke Pernikahan
Jadi ingat, bapakku sering mengajakku makan di warung Padang. Karena aku nggak pernah nafsu makan di warteg. Untuk apa kita membeli makanan jajan yg kita bisa membuatnya di rumah? Yang namanya jajan ya yg tak pernah tersedia di rumah. Bapak pun sebenarnya nggak pernah tanya apakah aku suka dgn menu masakan padang itu / tidak. Tapi bapak begitu saja ngajak makan dan aku terlalu tak tega untk menolak. Ternyata, aku bisa makan menu masakan Padang dan hasilnya kenyang. Bagi bapakku, masakan Padang itu enak. Bagiku, biasa saja bahkan kalau bisa milih, aku lebih suka bakso. Tapi toh habis juga, toh bisa jg di makan, Dan aku berfikir, barangkali pernikahan jg brgitu. Walaupun kita tak begitu suka dgn pasangan hidup kita, asal ikhlas, semuanya baik-baik saja.
Paradigma Kehidupan Cinta : Dari Profesionalisme ke Pernikahan

Akhirnya, untk mempermudah hidupku, Aku berfikir, bahwa untk bisa hidup bahagia itu bukan dgn cara menikahi orang yg kita cintai. Tapi mencintai orang yg kita nikahi. Yng penting adlh bisa membesarkan anak-anak baik yg untk kado terindah pd Rasulullah. Bukan pd kesenangan kita yg berdasarkan hawa nafsu kita sendiri. Tapi berdasarkan pencarian akan kebenaran. Sesuatu itu, akan menyempurna bila syaratnya terpenuhi. Semoga...

Paradigma Kehidupan Cinta : Dari Profesionalisme ke Pernikahan


0 Response to "[Cerita] Paradigma Kehidupan Cinta : Dari Profesionalisme ke Pernikahan"

Posting Komentar

Contact

Nama

Email *

Pesan *