gbne.blogspot.com - A.Pengertian Menopause Menopause adalah masa yg bermula dari akhir masa reproduksi sampai awal masa senium , yaitu antara 40-65 thn ( 45-55 ). Bila terjadi dibawah 40 thn disebut klimaterium prekoks. Terbagi atas pramenepouse , mulai ada keluhan klimakterik), masa menepouse sampai ( 3-5 )th setelah menepouse
( Arif mansjoer, 2007 )
Masa senium merupakan masa tercapainya keadaan keseimbangan hormonal yg baru, sehingga tak ada lagi gangguan vegetatif maupun psikis.
(Hanifa Wiknjosastro,2007)
Menopause adalah titik dimana menstruasi berhenti. Usia rata-rata menopause ialah 51,4 tetapi 10% wanita berhenti menstruasi pd usia 40 dan 5% tak berhenti menstruasi sampai usia 60. Menopause bedah terjadi akibat histerektomi bilateral.
(Bobak, 2005)
Menopause (klimakterik / “ perubahan kehidupan”) digambarkan sebagai penghentian fisiologis haid berhubungan dgn kegagalan fungsi ovarium, selama fungsi reproduktif menurun dan berakhir.
(Suzanne C smeltzer, 2002)
Kesimpulan :
Menopause adalah suatu proses fisiologis pd wanita yg ditandai dgn berhentinya menstruasi, biasanya terjadi pd usia 40 tahun yg bermula dari akhir masa reproduksi sampai awal masa senium.
B.Fisiologis Menopause Menopause adalah fenomena patologis tetapi merupakan bagian normal dari proses penuaan dan maturasi. Menstruasi berhenti dan karena ovarium tak lagi aktif, organ-organ reproduktif menjadi mengecil. Tidak ada lagi ovum yg matur; karenanya, tak ada lagi hormon ovarium (estrogen) yg dihasilkan. (Menopause artifisial dpt terjadi lebih dini bila ovarium diangkat secara bedah / mengalami kerusakan akibat radiasi.). Selain perubahan dlm sistem reproduktif yg mengurangi kadar estrogen, perubahan multi aspek jg terjadi diseluruh tubuh wanita. Perubahan ni termasuk neuroendokrinologis, biokimia dan perubahan metabolik yg berkaitan dgn penuaan.
(Suzanne C smeltzer, 2002)
Menepouse terjadi pd wanita sewaktu ovariumnya tak lagi berespon terhadap LH dan FSH dgn membentuk ekstrogen dan progesteron. Menopause biasanya terjadi antara usia 40 dan 50, dan dpt berlangsung selama 8-10 tahun. Selama proses monopouse yg panjang tersebut, terjadi perubahan-perubahan daur haid yg pd akhirnya berhenti.
Gejala-gejala monopouse disebabkan oleh tak adanya ekstrogen. Gejala-gejala dpt berupa kemerahan pd kulit, ( host flushes ), sensasi dispnu ( sulit bernafas ), kelelahan, dan kadnag-kadang iritabilitas / mudah emosional. Terjadi atrofi dan kekeringan vagina yg dpt menyebabkan hubungan kelamin terasa nyeri. Penurunan masa tulang dpt menimbulkan osteoporosis dan kulit menjadi kering. Etiologi dan mekanisme fisiologis pasti yg mendasari masih belum jelas. Sebagai respon terhadap penurunan fluktuatif konsentrasi estradiol, pusat termogulasi di dlm hipotalamus memicu vasodilatasi kulit dan berkeringat disertai meningkatnya suhu kulit sampai sebanyak 5°C.
Perlindungan ekstrogen terhadap penyakit arteri koroner lenyap dan fungsi kognitif dpt berkurang. Karena banyaknya perubahan yg terjadi pd tubuh setelah ekstrogen berkurang.
(Corwin, 2009)
Klimakterium mengacu pd periode kehidupan seorang wanita saat ia berpindah dari tahap reproduksi ketahap tak reproduktif, disertai regresi fungsi ovarium.
(Bobak,2005)
C.Manifestasi Klinis Menopause 1.Gejala menopause: a.Ketidakseimbangan vasomotor
Ketidaksetabilan vasomotor merupakan gangguan yg paling umum pd klimakterium. Wanita mengalami fase dilatasi dan konstriksi yg berubah-ubah, seperti warna kemerahan akibat panas ( flashes ) dan keringat malam . Kemerahan akibat panas merupakan sensasi rasa hangat yg muncul tiba-tiba dgn durasi dan intesitas yg berfariasi dikepala,leher dan dada. Kemerahan ringan tak mengganggu aktivitas sehari-hari. Kemerahan moderat menyebabkan rasa tak nyaman disertai peningkatan suhu yg dpt diukur dan pengeluaran keringat. Kemerahan berat menimbulkan rasa yg tak nyaman disertai peningkatan suhu yg dpt diukur dan pengeluaran keringat.kemerahan berat menimbulkan rasa tak nyaman yg ekstrim dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Kemerahan akibat panas dpt berlanjut selama beberapa bulan / tahun. Beberapa faktor dpt mempresipitasi suatu episod, meliputi ruangan yg hangat / padat,konsumsi alkohol, minuman panas,makanan berbumbu, dan dekat kesumber panas.
Keringat malam merupakan bentuk lain ketidakstabilan vasomotor yg dialami oleh banyak wanita. Tidur terganggu tiap malam karena penutup tempat tidur dan linen menjadi basah. Banyak wanita mengeluh tak mampu kembali tidur. Terapi penggantian estrogen (Ekstrogen replacement therapy [ERT]) direkomendasikan untk meredakan gejala.
b.Gangguan Emosi
Perubahan mood, iritabilitas, ansietas dan depresi sering kali dihubungkan dgn perimenopause. Wanita secara emosional merasa lebih labil, gugup / gelisah. Wanita sering kali menghubungkan perubahan mood serta iritabilitas klimakterium denngan perasaan yg mereka alami selama dan segera setelah hamil. Namun, proses biokomia yg mendasari variasi respon emosi pd masa klimakterium tak diketahui.
Stres kehidupan setengah baya dpt memperburuk menopause. Menghadapi anak remaja, membantu orang tua yg lanjut umur, menjadi janda / bercerai, dan berduka karena teman / keluarga sakit / menjelang ajal adalah beberapa bentuk stres yg meningkatkan masalah resiko emosional yg serius.
Kemampuan untk mengatasi tiap stres melibatkan sekurang-kurangnya tiga faktor: persepsi individu / pemahaman terhadap kejadian, sistem pendukung serta mekanisme koping. Dengan demikian perawat harus mengkaji seberapa banyak informasi tentang klimakterium yg dimiliki wanita tersebut , persepsinya tentang pengalaman pengalaman stres, siapa yg diandalkan untk tempat bergantung dan meminta bantuan serta jenis-jenis ketrampilan kopingnya.
Pesan budaya jg mempengaruhi status emosi selama perimenopause. Banyak wanita mempersepsikan ketidakmampuan untk mengandung sebagai suatu kenilaian yg bermakna. Orang lain melihat menopause sebagai langkah pertama untk masuk keusia tua dan menghubungkannya dgn hilangnya kecantikan. Budaya barat menghargai masa muda dan kecantikan fisik, sementara orangtua menderita akibat kehilangan status, fungsi, serta peran. Wanita yg mempersepsikan menopause sebagai waktu kehilangan mungkin akan mengalami depresi.
Untuk wanita lain, menopause bukanlah suatu kehilangan, tetapi suatu kebebasan dari rasa takut terhadap menstruasi yg merepotkan dan rasa tak nyaman akibat kontrasepsi. Terlepas dari pesan budaya yg kuat bahwa masa muda dihargai melebihi usia, wanita yg menghargai dirinya sendiri akan menyesuaikan diri dgn baik terhadap keadaan menopause. Rasa letih dan nyeri kepala adalah masalah umum lain, yg dialami selama menopause. Penyebab tak diketahui
2.Gejala Pasca Menopause a.Atrofi Genetalia dan Perubahan Seksualitas
Seiring dgn penurunan kadar estrogen, epitel vagina menipis dan pH vagina meningkat sehingga timbul kekeringan, rasa terbakar, iritasi dan dispareunia. Pada wanita, penyusutan uterus, vulva dan bagian distal uretra menimbulkan gejala yg mengganggu meliputi; sering berkemih, disuria, stres inkontinensia.
Dispareunia (hubungan seksual yg menimbulkan rasa nyeri) terjadi karena vagina menjadi lebih kecil, dinding vagina menjadi lebih tipis dan lebih kering. Hubungan seksual dpt menyebabkan perdarahan pascacoitus dan wanita mungkin mengelak melakukan hubungan seksual.
Sering berkemih terjadi kadang karena bagian distal uretra, yg berasal dari bakal embrio yg sama dgn organ reproduksi, menyusut. Zat pengiritasi memiliki akses yg lebih mudah untk masuk kedalam saluran kemih pd uretra yg lebih pendek sehingga individu lebih sering berkemih dan mengalami sistisis.
b.Osteoporosis
Osteoporosis adalah penurunan massa tulang sering peningkatan umur , yg dihubungkan dgn peningkatan kerentanan fraktur. Tetesan pasca menopause dlm kadar ekstrogen menyebabkan tulang yg tua lebih cepat rapuh daripada tulang baru yg dibentuk. Hal ni menyebabkan tulang secara perlahan menjadi tipis.
Ekstrogen diperlukan untk mengubah vitamin D menjadi kalsitonin yg esensial dlm absorpsi kalsium oleh usus halus. Penurunan absorpsi kalsium , jg penipisan tulang , membuat wanita pascamenopause beresiko mengalami masalah yg berhubungan dgn osteoporosis .
c.Penyakit jantung koroner
Walaupun penyakit jantung koroner merupakan penyebab utama kematian pd wanita di Amerika , penelitian yg dirancang dgn baik dlm sekala besar belum dilakukan pd wanita.
Wanita pasca menopause beresiko penderita penyakit arteri koroner karena wanita mengalami penurunan kadar kolesterol lipoprotein densitas tinggi (hight-density lipoprotein [HDL] ) dlm serum sekaligus peningktan kadar lipoprotein densitas rendah ( low-density lipoprotein [LDL] ). Terapi penggantian estrogen ( estrogen replacement therapy ( ERTI ) memperlambat proses ini
(Bobak, 2005)
D.Fokus Pengkajian Menopause Pengkajian yg dilaksanakan pd pasien dgn gangguan masa klimakterium selain pengkajian secara umum jg dilakukan pengkajian khusus yg ada hubungannya dgn gangguan masa klimakterium yg meliputi :
1.Haid
a.Menarche
Makin dini menarche timbul, makin lama menopause terjadi, begitu pula sebaliknya
b.Dismenore
Banyak wanita yg merasakan kesehatan lebih baik setelah menopause dibandingkan sebelumnya.
2.Riwayat penyakit dan pembedahan
Menopause artifisial dpt terjadi lebih dini bila ovarium diangkat secara bedah / mengalami kerusakan akibat radiasi.
3.Riwayat obstetri
a.Kehamilan
b.Abortus
c.Pemakaian obat kontrasepsi
4.Riwayat perkawinan
5.Kebiasaan hidup sehari-hari
a.Istirahat
b.Pola kegiatan
c.Diet
6.Penyakit yg pernah diderita
7.Pengetahuan pasien dan keluarga tentang:
a. masalah yg sedang dialami,
b.informasi yg diketahui pasien tentang menopause,
c.persepsi tentang pengalaman stres,
d.siapa yg dpt diandalkan untk tempat bergantung dan meminta bantuan,
e.jenis ketrampilan koping pasien.
8.Keluhan-keluhan yg sedang dialami
Baca jg : Diagnosa Keperawatan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
Selamat belajar
Kamis, 02 April 2015
Kesehatan
0 Response to "Asuhan Keperawatan pada Pasien Menopause"
Posting Komentar